0
Suatu memorabilia tersendiri jika melihat sepeda berwarna merah muda dengan keranjang di depannya
Suatu memorabilia tersendiri jika melihat sepeda berwarna merah muda dengan keranjang di depannya


Enggak tahu kenapa malem ini aku ga bisa tidur, jadi aku putuskan untuk menulis siapa tahu semua resahku tersampaikan.

Sang Gadis yang pada awalnya menatapku dengan pandangan aneh, itu semakin misterius ketika setiap pulang sekolah aku berpapasan dengannya. Ia menatapku dengan cara yang sama setiap kali kita bertemu. Entah itu pandangan sinis, judes, atau jijik.. hahaha.

Yang masih teringat dariku adalah sepedanya, ya sepeda dengan keranjang di depannya itu berwarna merah muda. Ku perhatikan dengan seksama bahwa ada tulisan di dekat tempat gayungan sepedanya. AYU, ya aku langsung menerka nerka namanya adalah Ayu.

Awal itu aku sepertinya akan telat pulang sekolah, jadi aku titipkan pesan itu kepada temanku "Jika ada gadis yang lewat dengan sepeda gayung berwarna merah muda itu, tolong sampaikan salamku. Sebut saja namaku Teguh dan ingin berkenalan dengannya"

Dan yang pasti dijalan dan waktu yang sama dia PASTI melalui jalan itu, ternyata rumahnya berdekatan dengan sekolahku. Bertemulah ia dengan temanku, dan menurut info dari temanku salamku sudah disampaikan.

Aku mulai mendaftar di TPQ di dekat rumahku, aku pikir aku harus meneruskan ngaji ku dan harus sampai Khatam. Ternyata tidak disangka ia juga ngaji di tempat yang sama. Itulah awal kesempatanku berkenalan dengannya, aku dengan lancangnya bertanya "Apa salamku sudah disampaikan?" . Pertama kali aku mendengar suaranya dia berkata "Sudah".

Ada yang sedikit berbeda denganya waktu ia berpakaian seragam ia lebih terlihat pendek dan kecil tetapi mungkin itu karena aku cuma memperhatikannya dengan sekilas. Ternyata setelah melihat ia berjilbab dan berpakaian muslimah ia tampak lebih tinggi. Dan hal yang aku tidak bisa lupakan adalah giginya. Ya giginya, gigi serinya besar seperti kelinci, aku sering memanggilnya  gigi tikus.. ehehe..


Awal aku mengaji ia tampak mengasingkan diri, sangat sulit untuk menjadi temannya. Ia kelihatan dingin, jutek dan judes. Aku yang sangat hiperaktif mulai kenal banyak teman. Kurang dari setengah jam aku mulai tahu semua nama dan asal sekolah mereka. Dan sudah tentu rumahnya. Dan awal Ia membuka dirinya  kepadaku waktu kita ikut games yaitu tulis dan tebak. Aku menulis jawaban , dia menuliskan pertanyaan. Tanpa aku boleh tau pertanyaannya aku harus menebak apa yang ia tanyakan. Langsung saja aku tulis di papan kecil yang kupegang. ORANGE.. ya aku tak tahu apa yang ia tanyakan tapi yang pertama muncul di kepalaku adalah Jeruk. Lalu guru kami mengatakan "baliklah papan kalian", semua teman yang aku liat tidak ada yang pas antara pertanyaan dan jawaban. Dan guru kami berteriak "Bagus ada satu pasangan yang cocok antara pertanyaan dan jawaban". Dengan sadarnya aku tau kalau pertanyaannya yang ia tuliskan itu, "Apa warna bajuku?". Dan aku menulis jawaban ORANGE. Warna bajunya memang bukan orange jeruk / jingga. Tapi mendekati warna orange berpadu pink. "Dengan bangganya kami berdiri dan maju, karena guru kami menjanjikan hadiah". Setelah kejadian itu ia akhirnya akrab denganku. Dan aku ternyata salah, ia adalah orang yang bawel, periang, tegas terhadap adik-adik kelas, dan sedikit pemalu ketika aku tatap tajam matanya. Beda seperti sebelumnya pada awal kami berpapasan di jalan matanya sangat tajam. Kini ia menundukan pandangannya.

Aku akhirnya tahu nama lengkapnya Ayu Lestari, aku tidak mengira aku jatuh hati pada saat aku masih sekolah dasar. Pikiran apa yang merusak imajinasi masa kanak kanakku.
2 Tahun kami bersama, dan pada akhirnya kami akan Lulus Sekolah Dasar. Entah apa yang merasukiku aku membuat keputusan terbesar dalam hidupku. Aku akan meninggalkan TPQ ini dan berhenti mengaji untuk fokus pada UAN. Pikiran gila itu baru aku sadari kini, keputusan itu yang membuatku seperti ini.. menuliskan kisah ini. Aku seorang web programmer sekarang, dan dekat dengan dunia IT. Aku dapat dengan mudahnya masuk sekolah yang kuinginkan dengan bermodalkan sungguh sunggu dan berdoa. Tapi satu yang aku sesali, aku tak ingat bagaimana aku pada saat terakhir meninggalkan TPQ itu meninggalkan teman-teman dekat dan guru. Aku tak ingat wajah Ayu pada saat terakhir aku meninggalkannya. Seakan aku tak pernah pamitan dan ingatanku mengatakan bahwa aku sama sekali tidak pernah mengaji di TPQ itu.

Setelah aku masuk SMP, ternyata adik kelasku adalah mantan murid TPQ itu aku tak ingat wajahnya karena mungkin ia adik kelasku dulu. Aku sempat bertanya bagaimana TPQ itu setelah aku berhenti ngaji di sana. Ternyata setelah aku meninggalkan tempat itu, banyak murid murid lainnya yang ikut berhenti mengaji di tempat itu. Dan ia bercerita bahwa adalah masalah / konflik antara TPQ dengan warga setempat karena anak anak lingkungan di sana tidak diijinkan lagi mengaji di sana, dan yang boleh mengaji hanyalah yang bersekolah di sana. Yayasan itu tak lagi mengijinkan warganya untuk sholat di mushola itu, sampai pada akhirnya masyarakat sekitar membangun mushola sendiri dengan tenaga dan dana masyarakat lingkungan itu.

Aku sempat bertanya padanya tentang Ayu, tetapi ia tak ingat. Bahkan tak kenal..

Sampai saat ini aku tak lagi ingat wajahnya, bagaimana ia sekarang. Apakah berambut pendek seperti dulu atau berambut panjang.. Ia seakan akan hilang karena aku mengambil keputusan yang juga mengubah hidupku seperti saat ini.

Semua teman lama setidaknya sekali pernah bertemu denganku setelah aku meninggalkan TPQ , tapi dia.. aku belum juga bertemu dengannya.

Jika kalian mengenal Teguh, kalian mengenal orang yang memilih cita citanya daripada urusan hatinya.. sampai sekarang ia kehilangan separuh hatinya itu. Orang itu masih mencari cari wajah yang dikenalnya dijalan. Dan sering melalui jalanan pada saat mereka bertemu. Ia masih berfikir jika aku tidak pergi maka anak anak lainnya tidak akan pergi dan jika Ia masih di sana pastilah Ia mempertahankan haknya dengan Teguh, karena memang namanya lah Teguh.

Ia masih berfikir keputusannya menghasilkan Ripple Effect atau lebih lebih disebut Butterfly Effect . Dan lebih gilannya lagi jika ada mesin waktu, jikapun tak ada ia pasti membuatnya. Ia akan mengunjungi tahun tersebut dan merubah keputusannya.

Tidak, aku tidak akan mengubah masalalu. Aku bisa saja berkunjung tapi aku hanya melihat saja dan tidak akan mengambil keputusan GILA lainnya.

Jika suatu saat nanti Teguh tidak juga menemukan Ayu Lestarinya maka ia akan menciptakan Ayu Lestari itu untuk Teguh itu sendiri........

-Teguh. S

Posting Komentar Blogger

 
Top